Panggil
saja namanya si Filan, seorang pengangguran yang masih menganggap dirinya
berstatus mahasiswa(kaum intelektual). Sifatnya yang Semangat dan giat mencari
tahu segala hal tentang ilmu menjadi bumerang bagi dirinya apalagi yang
berhubungan dengan wacana keislaman. Ketika berstatus mahasiswa (yang terdaftar
diperguruan tinggi) dia gencar mengikuti kajian, diskusi dan seminar tentang
keislaman, ini juga karena hegemoni dari senior. Tapi karena kegiatan seperti ini dia semakin penasaran
dengan wacana ketauhidan apalagi tentang perpecahan mazhab.
Minggu
lalu, tepat tanggal 8 Mei si Filan berniat mengikuti salah satu kegiatan yang
dilaksanakan oleh kelompok yang mengaku islam dengan mazhab A yang mengangkat
tema tentang menentang kaum B dan bukti-bukti kesesatan kaum B tersebut yang
berlangsung di mesjid kampus. SI Filan ketika mendengar kata “sesat” dan
“kafir” sangat sensitif, dulunya si Filan sering baca buku yang sedikit moderat
dan nasionalis makanya ketika mendengar kabar sekelompok kaum ingin memecah
bela umat, dia menganggap itu adalah pembodohan dan akan merusak NKRI makanya
dia ingin tahu mengapa kaum A ini sangat intoleran terhadap kaum-kaum yang lain
yang mereka anggap tidak sepaham dengan kelompoknya.
Si Filan
berniat menghadiri kegiatan tapi lucunya, dia salah jadwal. Kegiatannya
berlangsung tanggal 15 mei ba’da sholat jumat. Itulah si Filan karena semangat
perjuangan yang masih membara hingga lupa kalau kegiatannya berlangsung minggu
depan.
Menunggu
hingga hari kegiatan tersebut dilaksanakan, si Filan menunggu hingga seminggu
lamanya tapi tidak dibarengi dengan kekosongan tapi melakukan aktivitas
sehari-hari, membaca, mengikuti majelis kajian, membantu orang lain yang
membutuhkan darah dan tak lupa ritual ibadah, maklumlah pengangguran baru yang
masih berjiwa mahasiswa.
Jumat,
15 mei ba’da sholat jumat, si filan bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan di
salah satu mesjid kampus. Dengan alat tulis dan alat perekam yang dipersiapkan,
dia berharap tidak salah jadwal lagi. Tibanya di tempat kegiatan si Filan heran
kenapa kaumnya sedikit, biasanya kegiatan seperti ini mereka sangat antusias.
Karena penasaran dengan situasi yang ada, hening dan tak ada dialog yang
terdengar, si Filan bertanya dengan salah satu peserta yang ada ditempat itu.
Dan informasi yang didapatkan “no thing” tak seorangpun yang tahu dengan
kegiatan tersebut.
Si Filan
tak menyerah, dia melihat pamflet dan menhubungi panitia pelaksana. Beberapa
menit setelah berbicara, si Filan melangkahkan kaki ke arah parkiran dan pulang
kerumahnya. Dalam hati, si Filan senang dan berharap kegiatan seperti ini bisa
dicegah dan tidak lagi dilaksanakan oleh kelompok-kelompok yang menganggap
kaumnya lah yang nantinya masuk surga apalagi dilaksanakan di tempat iilmiah
seperti perguruan tinggi. Walaupun si Filan yakin kegiatan ini akan tetap
berlangsung ditempat lain tapi minimal ini membuktikan bahwa mereka sepertinya
hanya mempropaganda lewat media saja.
Walaupun
kaum A seringkali melakukan kegiatan yang menyesatkan dan mengangkat tema
mengkafirkan kaum lain, minimal dengan kejadian hari ini si Filan dan kaum-kaum
diluar sana yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam, persatuan umat dan
nasionalis bisa bersatu dan melawan kaum yang radikal dan ekstrimis.
Ini Informasi
yg diperoleh si Filan lewat via telepon : “Afwan,
kegiatannya dibatalkan WR3 dan beberapa oknum di rektorat tidak menyepakati
kegiatan ini dilaksanakan karena ini bisa bersifat menyimpang apalagi
menyinggung kelompok lain”.