Daeng dokel sang pendongeng sedang beraksi.
Hari
itu tiba, kami kedatangan tamu dari kota makassar untuk agenda kunjungan setiap desa
dampingan. Safari ramadhan kali ini berbeda dengan ramadhan sebelumnya, ketika saya
masih duduk di kelas 2 MTS mengikuti kegiatan keliling safari ramadhan sekolahku
setiap desa melsayakan ceramah tarawih sekaligus ikut berjamaah dengan
masyarakat disana. Hari ini, safari ramadhan yayasan bersama rombongan
membawa dua orang pangeran bernama kale dan kalu.
Alkisah,
di sebuah kerajaan terdapat seorang raja yang sudah tua renta ingin membuat
sayembara untuk pemilihan raja selanjutnya. Raja memiliki dua putra bernama
kale dan kalu, kedua pangeran ini harus mengikuti sayembara untuk menentukan
siapa yang akan menjadi raja selanjutnya. Hari itu tiba, dimana pangeran kale
dan kalu mengikuti instruksi dari raja. “Hei pangeran kale dan kalu, diantara
kalian berdua harus menjadi raja selanjutnya di kerajaan kita dengan syarat
kalian harus membawakan saya sebuah apel dari gunung seberang, orang pertama
yang menyerahkan apelnya akan menjadi pemenang dan dilantik menjadi raja
selanjutnya.
Akhirnya
pangeran kale dan kalu mempersiapkan masing-masing kuda peliharaannya, mereka
terkenal dengan ketangguhannya dalam berkuda maka pangeran kale orang pertama
yang memulai perlombaan ini, dengan semangat yang menggebu-gebu maka dia melaju
menyusuri gunung untuk memetik sebuah apel. Begitupun dengan pangeran kalu
beberapa saat kemudian dia melaju dan menunggang kudanya. Ditengah perjalanan
pangeran kale melihat sebuah taman yang sangat dipenuhi dengan bunga-bunga yang
indah, tapi karena keangkuhan dan rasa sombong yang dimiliki oleh pangeran kale
maka dia langsung menunggang kudanya dengan cepat dan menghancurkan semua bunga
di taman tersebut..”laju kudsaya,, tududuk..tududukk...tududuk....”
Selang
beberapa saat pangeran kale tiba di gunung tersebut dan mencari buah apelnya,
disisi lain pangeran kalu masih menunggang kudanya menyusuri tepian gunung.
Pangeran kale dengan semangat mencari buah apel dan akhirnya menemukan buah
merah yang matang dan memetik untuk dipersembahkan untuk sang raja. Pangeran kale
kembali dan dengan kecepatan tinggi menunggang kudanya untuk kembali ke
kerajaan. Pangeran kalu tiba di puncak gunung dan menemukan buah apel selang
beberapa menit dia berputar mencarinya.
Perjalanan pulang ke kerajaan, kuda
pangeran kale berhenti dan mengeluarkan bunyi, “hhiiiiikkkkk.......” seorang
kakek tua sedang duduk ditengah jalan dan mengulurkan tangannya kepada pangeran
kale dengan wajah belas kasih meminta pertolongan kepadanya,
“laparka’ nak, kasika
uangta...kasika makananta, sedikitmo..”kata kakek tua
“hei kakek tua, pindah kamu atau saya
tabrak kau dengan kudsaya ini,..”kata pangeran kale
“malupuka anak, kasika makananta
itumo ditanganta...”balas kakek tua
“hei
kakek, ini apel untuk raja, jadi janganko macam-macam haa...”suara lantang
pangeran kale
Lalu,
pangeran kale dengan rasa sombong mengendarai kudanya dengan cepat dan hampir
melukai kakek tua. Mengikut pangeran kalu setelah mendapatkan buah apel, dia
kembali untuk memberikan apel itu kepada raja. Pangeran kalu pun mendapati
kakek tua itu dan kembali meminta belas kasih, tapi dengan kerendahan hati dan
fikiran tenang pangeran kalu dengan bijak menyerahkan apel tersebut pada kakek
tua dan kakek tua berterima kasih dengan senang hati..
Pangeran
kalu pulang dengan tangan kosong, disisi lain pangeran kale mencari baginda
raja untuk menyerahkan buah apel yang diperintahkan baginda raja. Setelah
beberapa saat setelah pangeran kalu juga tiba di kerajaan, baginda raja
mengumpulkan pengawal dan rakyatnya dan mengumumkan siapa yang menjadi raja
selanjutnya di kerajaan. Baginda raja dengan percaya diri dan tanpa ragu
menyebut nama pangeran kalu sebagai pemenang sayembara,
“ayah....kenapa
kalu yang menang? Kan saya yang tiba lebih dulu dan menyerahkan buah apel
itu..?”tolak pangeran kale..
“ha
ha ha....hei anakku kale memang kau yang tiba duluan, tapi ketika ada seorang
kakek yang sedang kelaparan dan meminta pertolongan, engkau malah berlsaya
sombong dan mencaci kakek itu..”jawab baginda raja.
Dengan
wajah heran, dalam hati pangeran kale bertanya “kenapa baginda raja tahu..??”
“ha
ha ha. . .kakek yang tadi itu adalah saya sendiri, saya menyamar menjadi
seorang kakek tua renta yang sedang kelaparan dan engkau pangeran kale sangat
sombong sedangkan pangeran kalu ia memberikan saya sebuah apel dan menolongku
hingga saya tak kelaparan lagi.”kata baginda raja
Tanpa
ragu baginda raja menggandeng pangeran kalu dan mengumumkan pemenang sayembara
pemilihan raja di kerajaan tersebut...
“hidup
pangeran kalu, ,hidup pangeran kalu, ,.....”teriak para pengawal dan
rakyantnya.
0 komentar