Pak Rusli dan Pick Upnya..

“Don’t panic!!...”kata pak rusli ketika sedang mengendarai mobil pickup yayasan dijalur yang bersebelahan jurang disisi kiri dan kanan.

Namanya pak Rusli bolehlah saya memanggilnya senior di program ini karena perjuangannya sudah dmulai sejak tahun 2013 bersama kak digta dari ITB, lokasi binaannya di desa mallari tempat lahir bapak hadji kalla. Saya bertemu dengan beliau tepat ketika mengikuti pelatihan untuk pembekalan sarjana pendamping di cikoro gowa selama satu minggu, tapi pak rusli hanya bergabung dengan kami tak cukup 3 hari karena harus balik ke bone untuk menyambut kunjungan bapak jusuf kalla. Saya tak pernah tanya umurnya berapa tapi dari raut wajah sudah menginjak kepala tiga sepertinya. Dengan kacamata tebalnya, rambut berantakan dan jaket kulit yang lusuh menjadi pemandangan yang lucu ketika saya melihatnya, kenapa saya bercerita tentang pak rusli, itu dimulai ketika kami perjalanan dari desa mallari ke desa pammusureng mengendarai mobil pickupnya.

Karena perjalanan jauh sejak kemarin dan cukup melelahkan, saya dan kak ummu punya inisiatif untuk pindah kendaraan di mobil pick up, karena jalurnya curam  terjal dikelilingi pengunungan dan hutan lindung sepertinya mengasyikkan untuk menaiki mobil pickup. Sambil menikmati pemandangan indah di sore hari dengan suasana puncak dan suhu udara sejuk, kami bertiga di mobil pick up menyusuri jalan dengan cerita dan tawa dari pak rusli.
Pak janganki heran nah, cerewetka itu saya sama kak ummu, he he...”kata saya. pak rusli dengan suara seraknya hanya senyum dan berkata, “bagus itu, santai saja..”

Pak rusli orangnya supel, punya wawasan yang cukup luas tentang pertanian dan sudah memiliki pengalaman yang banyak. Sebelum bergabung dengan yayasan kalla, pak rusli bekerja di mamuju sulawesi barat dan diperjalanan karirnya juga sering mendampingi masyarakat untuk melsayakan diskusi dengan kelompok tani mendengarkan keluhan dan keresehan para petani yang dilanda kerugian karena hama bahkan turunnya harga produksi. Tapi dengan kesabarannya pak rusli selalu menyakinkan para petani dengan hati, memberikan semangat dengan tindakannya. Terbukti ketika program pemanfaatan lahan setelah panen padi dengan penanaman bawang merah di desa mallari. Masyarakat tak menyakini bahwa setelah panen padi lahan tak bisa lagi dikelola apalagi utnuk mengembangkan tanaman hortikultura, tapi pak rusli dengan tekun menyakinkan para petani bahwa lahan sawah dapat dikelola dan bisa produktif ketika musim kemarau. Tak mudah untuk mengajak petani meninggalkan kebiasaan lama yang kurang produktif ketika musim kemarau dan pak rusli berfikiran harus merencanakan demplot dan mengelola sendiri lahan sawah untuk melsayakan pertanaman bawang, dan itu sukses mengubah mindset petani bahwa  dengan usaha dan ketekunan hasil yang diharapkan bisa tercapai. Sejak saat itulah petani di desa mallari mengelola lahan sawah tadah hujan ketika musim kemarau dengan pertanaman bawang merah bahkan tanaman hortikultura yang lain.

Bersendaugurau dengan pak rusli, mendengarkan cerita dan pengalamannya menjadi perjalanan yang keren untuk sore ini. Sedang asyik ngobrol, ban belakang mobil pick up tergelincir dan dari arah depan melintas motor, karena jalanan hanya berjalur satu sisi saja, kami dan mobil pickup hampir saja menembus jurang karena pak rusli tak melihat motor yang akan melintas. Perasaan cemas hadir saat itu, “matimi ja, bagaimanami ini..”. pak rusli hanya diam, tenang dan memperbaiki arah mobil yang sedikit miring ke sisi jurang dan berkata
jangan panik, tenang saja..”. Dengan santainya terucap  dengan suasana hati kami sudah hampir copot karena kejadian ini. Tak menyesal ikut di mobil pickup karena perjalanannya menantang tapi kenyataannya pak rusli terampil mengendarai mobil baru sekitar 2 bulan dan berani mengendarai mobil dijalur seperti ini.

baru dua bulan itu pak rusli pintar naik mobil,,,”

Kabar ini saya dengar ketika tiba di desa pammusureng. Jempol dah buat pak rusli...

You Might Also Like

0 komentar